Mari Mengenal Apa itu Holter Monitoring?

Di Upload Pada: 31-08-2023

Holter Monitoring atau Electrophysiology Study (EPS). Holter Monitoringadalah perekaman EKG secara terus menerus selama 24-48 jam sehingga memperbesar peluang deteksi aritmia. Dalam keadaan normal, jantung manusia dapat berdenyut dengan irama yang teratur, yaitu 60-100 kali/menit. Jantung manusia juga dapat berdenyut dengan irama yang tidak beraturan, bisa terlalu cepat, bahkan terlalu lambat.

Aritmia seringkali menampakkan suatu gejala yang berbahaya bagi penderitanya. Pasien dapat merasakan sensasi jantung yang berdetak dengan kuat, cepat, atau tidak beraturan, dan biasanya berlangsung selama 5 sampai 10 menit, gejala tersebut dinamakan palpitasi dalam dunia medis, aritmia biasanya dapat didiagnosa dengan menggunakan alat elektrokardiograf (EKG) atau monitor holter. Namun permasalahan yang sering dialami pasien aritmia jika menggunakan alat tersebut ialah kurang cepatnya penanganan medis apabila gejala palpitasi tiba-tiba muncul di saat pasien menjalani aktivitas sehari-hari, sehingga seringkali dokter memerlukan alat yang dapat melihat irama jantung pasiennya pada saat palpitasi tersebut.

Permasalahan yang sering muncul pada pasien ialah harga suatu alat untuk merekam irama jantung relatif mahal, bahkan sebagian besar rumah sakit hanya menyewakan alat tersebut ke pasiennya. Fibrilasi atrium (AF) merupakan komplikasi yang biasa timbul pasca bedah jantung. Kejadiannya berdasarkan studi sebelumnya bervariasi antara 20 % dan 50 % tergantung definisi dan metode deteksi yang digunakan. Meskipun terjadi peningkatan dalam bidang anestesi, tehnik bedah dan proteksi miokard, insidens AF tetap tinggi akibat banyaknya populasi usia tua yang dilakukan bedah jantung.

Fibrilasi atrium (AF) merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca Bedah ini dihubungkan dengan peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas, risiko terjadinya stroke, membutuhkan tatalaksana tambahan dan pada akhirnya menyebabkan peningkatan biaya pasca-operatif. Sinkop adalah kehilangan kesadaran sementara akibat hipoperfusi serebral global transien dikarakteristikkan dengan onset cepat, durasi yang pendek, dan pemulihan spontan. Mayoritas pasien memiliki intervalbebas sinkop selama beberapa minggu, bulan bahkan tahun. Karenanya, korelasi gejala dengan gambaran EKG jarang dapat dicapai lewat monitoring holter. Monitoring holter hanya diindikasikan bila pasien mengalami sinkop atau presinkop dengan frekuensi yang sangat sering. Pemeriksaan ini juga mungkin berguna pada pasien dengan gambaran EKG mengarah pada sinkop aritmik sebagai panduan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Evaluasi pasien dengan sinkop dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan EKG standar. Bila pada evaluasi awal diagnosis masih belum jelas, selanjutnya dilakukan stratifikasi resiko dan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan etiologi.

Monitoring di rumah sakit (bedside atau telemetrik) dilakukan hanya bila pasien memiliki penyakit jantung struktural yang bermakna dan memilki resiko tinggi untuk mengalami aritmia yang mengancam hidup. Monitoring EKG selama beberapa hari mungkin bermanfaat, khususnya bila monitoring dilakukan segera setelah sinkop. Prinsip penanganan pasien sinkop adalah untuk memperpanjang harapan hidup, membatasi cedera fisik dan mencegah rekurensi. Terapi optimal untuk sinkop harus ditujukan pada etiologi yang mendasari. Sinkop akibat Torsade de Pointes tidak jarang ditemukan dan aritmia ini dapat disebabkan obat-obat yang memperpanjang QT interval. Terapinya adalah menghentikan obat yang dicurigai. Kateter ablasi atau terapi farmakologi harus dipikirkan pada pasien dengan sinkop akibat VT pada kondisi jantung normal, atau penyakit struktural dengan disfungsi ringan pada jantung

Pemikiran bahwa rekaman EKG yang dibuat tidak cukup panjang untuk mendapatkan suatu gelombang P conducted yang konsekutif, maka pemeriksaan holter monitoring mungkin bermanfaat dari 2 aspek yaitu (1) memperoleh rekaman gelombang P conducted konsekutif setelah suatu interpolated non-conducted P, atau (2) merekam APC yang non-interpolated. Atas dasar pemikiran itumaka dilakukan Holter monitoring terlebih dahulu. Irama EKG yang ering didapatkann seperti Sinus bradikardia, sinus takikardia, sinus arrest, sinus pause, Sindrom bradi-takikaria, Abnormalitas AV berupa blok AV derajat kedua dan total AV blok, tak jarang pasien sering mengeluhkandetak jantung tidak beraturan nyeri dada, sesak nafas dan cepat capek. Oleh sebab itu, permasalahan yang sering dialami ialah kurang cepatnya data sinyal EKG yang diterima dokter dari suatu alat monitoring jantung untuk penanganan medis apabila gejala palpitasi tiba-tiba muncul di saat pasien menjalani aktivitas sehari-hari. Selain itu, Permasalahan lain yang sering menyulitkan pasien ialah untuk merekam sinyal EKG jantung pasien terkadang harus rutin melakukan monitoring langsung ke rumah sakit, di mana hal tersebut sangat memakan waktu pasien.

Cek Jadwal Dokter Disini