Benarkah mendengkur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung ?

Di Upload Pada: 30-04-2023

Mendengkur atau mengorok saat tidur mungkin dialami hampir sebagian orang. Mendengkur atau mengorok ternyata tidak hanya mengganggu kualitas tidur, namun ternyata juga berdampak meningkatkan risiko penyakit jantung. Tidur mendengkur dapat terjadi karena sumbatan berulang dari saluran pernafasan atas sewaktu tidur yang menyebabkan adanya henti napas (apnea) atau berkurangnya aliran udara (hypopnea). Tidur mendengkur dapat muncul terutama jika tidur dalam kondisi yang terlalu lelah atau pada orang yang mengalami gangguan pernafasan karena kelainan organ pernafasan yang disebut dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA).

Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah gangguan tidur dimana penderita akan secara sadar maupun tidak sadar berhenti bernafas (apnea) yang diakibatkan oleh otot-otot pada tenggorokan mengalami relaksasi dan menyumbat jalan nafas penderita. Tanda yang paling mudah dilihat adalah  mendengkur atau mengorok saat tidur. Sumbatan jalan nafas saat tidur dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah dan sebaliknya menyebabkan karbondioksida menumpuk dalam darah. Otak akan mengenali kondisi ini dan membangungkan pasien sejenak dari tidur sehingga jalan nafas terbuka kembali. Kondisi ini terjadi berulang kali sepanjang malam sehingga kualitas tidur menjadi terganggu.

Gejala Obstructive Sleep Apnea

Gejala OSA dapat dirasakan pada saat tidur dan setelah bangun tidur. Gejala yang umum saat tidur adalah mendengkur atau mengorok dengan suara yang keras, nafas terhenti selama beberapa kali dan berlangsung sangat sering yang menyebabkan penderita sering terbangun dari tidur karena batuk atau merasa seperti tercekik. Dampak dari gangguan tidur pada malam hari menyebabkan penderita OSA sering merasa lelah atau tetap mengantuk pada siang hari meski tidur cukup dan mempengaruhi emosi dan fungsi kognitif, sehingga mood akan kacau dan penderita sulit konsentrasi. Selain itu penderita juga sering mengalami sakit kepala sesaat setelah bangun tidur.

Bahaya Obstructive Sleep Apnea

Bahaya dari OSA seringkali tidak disadari penderita sehingga dampak buruk dari OSA dapat berlangsung selama bertahun-tahun sebelum terdiagnosis. Obstructive Sleep Apnea telah dikaitkan dengan sejumlah komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi, atrial fibrilasi, gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan diabetes. OSA sering dikaitkan sebagai faktor risiko dari tekanan darah tinggi yang nantinya akan menjadi awal dari penyakit jantung. OSA ditemui pada pada penderita hipertensi, dimana 30-50% diantara penderita mengalami komorbid OSA. Hal ini terutama terjadi pada pasien hipertensi resisten, dimana 80% diantaranya mengalami OSA. OSA juga dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung koroner dan dihubungkan dengan menurunnya angka harapan hidup pada pasien dengan gagal jantung.

Cara Mengatasi Obstructive Sleep Apnea

Untuk mengatasi masalah OSA secara dapat melakukan intervensi gaya hidup dan terapi seperti :

  1. Menurunkan berat badan

     OSA sering menyerang orang yang memiliki berat badan berlebih. Untuk mengurangi gejalanya, anda dapat menurunkan berat badan dan pertahankan berat badan ideal dengan komposisi masa tubuh (body mass index) dibawah 25 dengan konsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga. Untuk itu disarankan dapat konsultasi ke dokter spesialis gizi klinik untuk pengaturan diet.

      2. Ubah Posisi Tidur

     Beberapa penderita OSA dapat manfaat dengan tidur dalam posisi badan dan kepala dinaikan 30 derajat atau lebih. Dengan posisi tersebut gaya gravitasi yang menutup jalan nafas dapat dicegah. Berbaring dengan posisi menyamping/miring lebih disarankan dibandingkan dengan posisi terlentang.

     3. Stop Merokok

Rokok dapat memperberat kerja paru-paru sehingga bisa menyebabkan kondisi sleep apnea. Apabila anda perokok, disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok karena juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

     4. Terapi dengan Continous Positive Airway Pressure (CPAP)

 Apabila anda terdiagnosa sleep apne derajat berat, biasanya dokter akan meminta anda menggunakan Continous Positive Airway Pressure (CPAP) ketika tidur untuk mendorong udara tekanan positif melewati sumbatan jalan nafas.

     5. Operasi

Salah satu terapi obstructive sleep apnea adalah operasi. Teknik yang dipakai adalah melebarkan, membuang, dan membuat jaringan yang kolaps atau lemah menjadi lebih kaku sehingga jalan napas menjadi lebih lebar.

Ditinjau Secara Medis Oleh : dr. Leonardo Liswojo (Registered Medical Officer RS Jantung Jakarta)

Cek Jadwal Dokter Disini

Referensi :

  1. Yeghiazarians Y, Jneid H, Tietjens JR, Redline S, Brown DL, El-Sherif N, et al. Obstructive Sleep Apnea and Cardiovascular Disease: A Scientific Statement From the American Heart Association. Circulation. 2021 Jul 20;144(3).
  2. Gottlieb DJ, Punjabi NM. Diagnosis and management of obstructive sleep apnea: a review. Jama. 2020 Apr 14;323(14):1389-400.
  3. Shahar E, Whitney CW, Redline S, et al. Sleep-disordered breathing and cardiovascular disease: cross-sectional results of the Sleep Heart Health Study. Am J Respir Crit Care Med. 2001;163:19–25