Mengenal Spell Hipersianosis pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan

Di Upload Pada: 31-01-2023

Istilah spell hipersianosis atau spell hipoksia mungkin hal yang  jarang kita dengar, namun kondisi tersebut sering dialami oleh anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) biru yang mengalami hambatan aliran darah dari bilik kanan jantung ke paru-paru serta adanya lubang pada dinding yang memisahkan bilik jantung kiri dan jantung kanan. Penyakit jantung bawaan yang tersering menyebabkan keadaan spell hipersianosis adalah Tetralogy of Fallot.

                                                Ilustrasi Tetralogi of Fallot

Spell Hipersianosis terjadi ketika aliran darah ke paru-paru berkurang secara tiba-tiba sehingga mengakibatkan semakin sedikit oksigen yang terdapat di dalam darah. Darah dengan kadar oksigen yang lebih sedikit inilah yang menyebabkan kondisi biru yang semakin memberat pada jari tangan, kuku dan bibir anak yang sudah mengalami kondisi biru sebelumnya.  Serangan Spell hipersianosis umumnya terjadi pada anak usia 2 bulan sampai dengan 2 tahun, terutama setelah bangun di pagi hari dan setelah menangis. Gejala yang dapat ditemukan pada serangan spell hipersianosis diantaranya :

  1. Laju pernapasan lebih cepat dan dalam
  2. Tampak perubahan yang semakin biru pada area bibir, mulut dan jari tangan.
  3. Tampak gelisah, rewel, dan sulit ditenangkan
  4. Anak menangis tanpa berhenti
  5. Pingsan sampai dengan kejang.

                                     Ilustrasi anak dengan Spell Hipersianosis

Mekanisme pasti penyebab terjadinya spell hipersianosis belum diketahui pasti, namun terdapat beberapa penceteus yang menyebabkan serangan spell hipersianosis diantaranya :

  • Dehidrasi (kekurangan cairan)
  • Asidosis (darah yang terlalu asam)
  • Infeksi
  • Keadaan stress atau kecemasan
  • Demam
  • Menangis
  • Aktivitas yang terlalu berat
  • Atau dapat terjadi dengan sendirinya

Spell Hipersianosis merupakan kasus kegawatdaruratan jantung anak yang perlu cepat diberikan pertolongan, karena apabila kondisi spell hipersianosis ini dibiarkan terlalu lama dapat mengakibatkan kondisi fatal.

Hal yang perlu kita dilakukan apabila seorang anak dengan penyakit jantung bawaan biru mengalami serangan spell hipersianosis adalah :

  1.  kenali lebih dahulu bahwa anak memang mengalami kondisi spell hipersianosis yang ditandai terlihat semakin biru, napas semakin cepat dan dalam, atau bisa disertai gejala pingsan sampai dengan  kejang.
  2. Tenangkan bayi atau  anak  oleh ibu dan buat kondisi bayi atau anak senyaman mungkin sambil  posisikan bayi atau anak ke posisi knee-chest.  Caranya kedua paha ditekuk kedalam dan kedua lutut ditetuk maksimal sehingga lutut anak menyentuh dadanya. Diharapkan dengan kondisi nyaman dan knee-chest position ini, darah rendah oksigen yang beredar didalam darah akan berkurang dan saturasi oksigen akan naik. Pada anak yang lebih besar, posisi knee-chest dilakukan dengan posisi jongkok/squatting. Namun umumnya anak yang lebih besar sudah terlebih dahulu melakukan posisi jongkok saat akan timbul serangan spell.
  3. Apabila tersedia oksigen, dapat diberikan oksigen sambil segera membawa anak ke IGD rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Dokter akan menangani keadaan spell hipersianosis dengan memberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk tatalaksana spell hipersianosis tersebut.

                                                      Posisi Knee-Chest

 

Dengan mengenali gejala spell hipersianosis pada anak dengan penyakit jantung bawaan biru serta memahami langkah awal yang harus dilakukan, diharapkan akan mengurangi risiko lebih lanjut pada anak dan kondisi yang tidak diinginkan.

Ditinjau Secara Medis Oleh : dr. Leonardo Liswojo (Registered Medical Officer RS Jantung Jakarta)

Referensi :

Ahmed T, Sanil Y, Heidemann S. Hypercyanotic Spells. Cardiac Emergencies in  Children. 208;161-168.

Moss and Adam’s. Heart Disease in Infants, Children and Adolescents including the fetus and Young Adult. 9th. 2016

Hypercyanotic Spells (2021). Retrieved 25 January 2023

Tetralogy of Fallot (2021). Retrieved 25 Januarry 2023