Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) RS Jantung Jakarta

Di Upload Pada: 08-01-2022

Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah suatu usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat seseorang mengalami keadaan yang mengancam nyawa atau keadaan kegawatdaruratan. Kejadian henti napas dan henti jantung dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, serta dapat menimpa siapa saja. Bila seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka otak dan jantung akan mengalami kematian dalm waktu 4-10 menit. Sehingga sangat penting kita memahami cara melakukan Bantuan Hidup Dasar yang tepat.

Bantuan Hidup Dasar adalah serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung (cardiac arrest). Bantuan hidup dasar harus bisa dilakukan oleh seluruh civitas hospitalia.

Tujuan dari melakukan Bantuan Hidup dasar :

  • Mencegah berhentinya pernafasan
  • Mencegah berhentinya sirkulasi atau
  • Memberikan bantuan external terhadap sirkulasi dan ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru ( RJP)

Bantuan Hidup Dasar diusahakan dilakukan secepat mungkin karena jika terjadi keterlambatan 1 menit, Kemungkinan berhasil mencegah kematian adalah 98%. Terlambat 3 menit, kemungkinannya menurun sampai 50%. Dan jika terlambat sampai 10 menit, hanya ada 1% kemungkinan dapat menyelamatkan korban henti jantung dan henti napas.

Selain harus cepat memulai resusitasi jantung paru (RJP), sangat penting juga bagi kita untuk memahami cara melakukan resusitasi jantung paru yang berkualitas.

Syarat RJP bisa dikatakan berkualitas adalah :

  1.  Kompresi di titik tengah dada dengan siklus 30:2 (30x kompresi, 2x napas buatan)
  2.  Kedalaman kompresi sekitar 5-6 cm
  3.  Kecepatan kompresi 100-120x /menit
  4.  Beri kesempatan dada untuk mengembang sempurna setelah kompresi
  5.  Interupsi minimal bebaskan jalan napas dengan posisi head tilt, chin lift (dahi didongakkan, dagu ditahan), atau posisi jaw thrust (menahan tulang rahang) apabila curiga ada trauma leher.
  6.  Berikan ventilasi secara akurat.
  7.  Jika alat defibrillator sudah datang, segera lakukan cek irama dan kejut jantung jika memungkinkan.

RS Jantung Jakarta secara rutin melaksanakan pelatihan BHD untuk seluruh karyawan dan pekerja di lingkungan rumah sakit. Dengan tujuan agar seluruh jajaran karyawan dan pekerja mampu melakukan pertolongan segera apabila menemukan kejadian henti jantung dan atau henti napas di lingkungan rumah sakit maupun di luar rumah sakit.

Peserta tidak hanya terbatas pada petugas medis, akan tetapi melibatkan seluruh karyawan baik medis dan non medis, serta pekerja di lingkungan rumah sakit (juru parkir, satpam, petugas kebersihan, bagian laundry, bagian dapur).  Pada acara ini seluruh peserta diajarkan cara melakukan resusitasi jantung paru yang berkualitas agar dapat menolong Ketika terdapat kejadian henti jantung mendadak