Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sesuai dengan Permenkes Nomor 30 tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan. Indikator Mutu di Rumah Sakit sebagaimana yang tertera dalam Permenkes nomor 30 tahun 2022 dalam Pasal 3 terdiri atas 13 indikator. Adapun capaian indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan di RS Jantung Jakarta adalah sebagai berikut:
NO | INDIKATOR MUTU NASIONAL | Standar | Januari | Februari | Maret | April | Mei | Juni | Rata-Rata Capaian |
1 | Kepatuhan Identifikasi pasien | 100% | 100 | 100 | 99.66 | 100 | 99.66 | 100 | 99.89 |
2 | Emergency Respon Time (Waktu tanggap pelayanan gawat darurat ≤ 5 menit) | 5 Menit | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 |
3 | Waktu Tunggu Rawat Jalan (60 menit) | 60 Menit | 80 | 80 | 80 | 80 | 80 | 80 | 80 |
4 | Penundaan Operasi Elektif | ≤5% | 1.27 | 5.56 | 1.45 | 2.56 | 13.33 | 10.71 | 5.82 |
5 | Ketepatan Jam Visit Dokter Spesialis | 80% | 87.50 | 86.21 | 86.21 | 87.39 | 94.37 | 89.66 | 88.55 |
6 | Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium | 100% | 100 | 100 | 100 | 100 | 99.33 | 100 | 99.89 |
7 | Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional bagi RS | 80% | 99.89 | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 | 99.98 |
8 | Kepatuhan Cuci Tangan | 85% | 89.29 | 89.31 | 88.56 | 88.56 | 88.04 | 89.11 | 88.81 |
9 | Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh | 100% | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 | 100 |
10 | Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway | 80% | 82.29 | 81.31 | 87.40 | 89.38 | 88.79 | 100 | 88.19 |
11 | Kepuasan Pasien dan Keluarga | 77% | 97.30 | 96.96 | 93.10 | 85.12 | 81.88 | 89.68 | 90.67 |
12 | Kecepatan Respon Terhadap Komplain | 80% | 100 | 100 | 100 | tidak ada komplain | 100 | 100 | 100 |
13 | Kepatuhan Penggunaan APD | 100% | 99.97 | 99.92 | 99.93 | 99.91 | 99.89 | 99.96 | 99.93 |
1. Kepatuhan Identifikasi pasien
Pada bulan Maret dan Mei terdapat dua kejadian tidak dilakukannya identifikasi. Pada bulan Maret, terdapat kejadian pasien alergi obat, tetapi pada dokumentasi pengkajian tidak dituliskan adanya riwayat obat dan tidak dipasang gelang merah penanda alergi. Sedangkan pada bulan Mei, terdapat satu tidak dilakukannya identifikasi. Dua kejadian tersebut terjadi dikarenakan masih belum terlaksana dengan baiknya proses identifikasi baik pada asesmen alergi maupun pada saat akan mengambil sampel darah.
Tindakan yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Penanggung jawab unit dan mengenai pentingnya identifikasi pasien juga dilakukan koordinasi dengan bagian keperawatan dan bagian Diklat untuk melakukan melakukan training/pelatihan untuk keperawatan dan mentoring berkala dengan perawat senior yang sudah ditentukan.
2. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
Pada bulan mei, dari 150 pemeriksaan lab dengan hasil kritis, terdapat 1 pemeriksaan hasil yang dilaporkan lebih dari 30 menit. Hal ini terjadi karena pada hasil lab di HIS tidak terdapat penanda bahwa pemeriksaan itu adalah hasil kritis. Selain itu, kurangnya awareness pada analis lab sehingga hasil kritis tersebut tidak dilaporkan dalam waktu kurang dari 30 menit.
Hal yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan penanggung jawab lab untuk melakukan review ulang menganai rentang hasil yang termasuk batas hasil kritis dan dilanjutkan koordinasi dengan bagian IT untuk dilakukan otomatisasi sehingga Ketika terdapat hasil lab yang termasuk nilai kritis dapat segera dilakukan tatalaksana.
3. Penundaan Operasi Elektif
Pada bulan Januari-Juni angka penundaan operasi elektif cenderung meningkat, kemudian menurun di bulan Juni. Dari total 457 Operasi, terdapat 27 operasi yang penundaannya lebih dari 1 jam. Penundaan ini terjadi dikarenakan jarak penjadwalan operasi yang berdekatan sementara operasi sebelumnya belum selesai. Tindakan yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan bagian pengelola pasien bedah dan dokter bedah dalam perbaikan pengaturan jadwal operasi.
MSCT-Scan 128 Sliced Rumah Sakit Jantung Jakarta...
Dapatkan Antrean Online Dengan Mudah, Yuk, Daftar ...